JENIS ETIKA LINGKUNGAN
1.
PENGERTIAN LINGKUNGAN
Lingkungan
adalah segala sesuatu yang ada
disekitar kita ( makhluk hidup ).Contohnya:
sawah, perumahan,
cahaya,udara, mamusia, hewan, tumbuhan,
dsb.Lingkungan
terdiri dari
komponen abiotik dan komponen biotik.
2.
Pengertian
Etika Lingkungan
Etika Lingkungan berasal dari
dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika berasal dari bahasa
yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Ada tiga
teori mengenai pengertian etika, yaitu: etika Deontologi, etika Teologi, dan
etika Keutamaan. Etika Deontologi adalah suatu tindakan di nilai baik atau
buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Etika
Teologi adalah baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan atau akibat
suatu tindakan. Sedangkan Etika keutamaan adalah mengutamakan pengembangan
karakter moral pada diri setiap orang.
3.
Jenis-Jenis Etika Lingkungan
Etika Lingkungan
disebut juga Etika Ekologi. Etika Ekologi selanjutnya dibedakan dan menjadi
dua yaitu etika ekologi dalam dan etika ekologi
dangkal. Selain itu etika lingkungan juga dibedakan lagi sebagai etika
pelestarian dan etika pemeliharaan. Etika pelestarian adalah etika yang
menekankan pada mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan manusia,
sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung usaha pemeliharaan
lingkungan untuk kepentingan semua makhluk.
a. Etika Ekologi Dangkal (Shallow environmental ethics)
Etika ekologi dangkal
adalah pendekatan terhadap lingkungan yang menekankan bahwa lingkungan sebagai
sarana untuk kepentingan manusia, yang bersifat antroposentris. Etika ekologi
dangkal ini biasanya diterapkan pada filsafat rasionalisme dan humanisme serta
ilmu pengetahuan mekanistik yang kemudian diikuti dan dianut oleh banyak ahli
lingkungan. Kebanyakan para ahli lingkungan ini memiliki pandangan bahwa alam
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Pokok-pokok penekanan dalam etika antroposentris
adalah sebagai berikut.
·
Manusia
terpisah dari alam.
·
Mengutamakan
hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung jawab manusia.
·
Mengutamakan
perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya.
·
Kebijakan
dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia.
·
Norma utama
adalah untung rugi.
·
Mengutamakan
rencana jangka pendek.
·
Pemecahan
krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya di negara miskin.
·
Menerima
secara positif pertumbuhan ekonomi.
Jenis etika
antroposentris.
1) Etika antroposentris yang menekankan segi estetika
alam (etika lingkungan harus dicari pada
kepentingan manusia, secara khusus kepentingan estetika).
2) Etika antroposentris yang mengutamakan kepentingan
generasi penerus
(mendasarkan etika lingkungan pada perlindungan atau konservasi alam yang
ditujukan untuk generasi penerus manusia).
Tokoh:
Eugene Hargrove dan Mark Sagoff.
b. Etika Lingkungan Dalam (Deep Environmental Ethics)
Dalam pandangan etika ini, alam
sesungguhnya memiliki fungsi kehidupan, patut dihargai dan
diperlakukan dengan cara yang baik (etika lingkungan ekstensionisme atau
preservasi). Karena alam disadari sebagai penopang kehidupan manusia dan
seluruh ciptaan. Untuk itu manusia dipanggil untuk memelihara alam demi
kepentingan bersama, kepentingan manusia dan kepentingan alam itu sendiri.
Berikut adalah hal-hal yang ditekankan dalam etika lingkungan.
·
Manusia
adalah bagian dari alam
·
Menekankan
hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh manusia, tidak boleh
diperlakukan sewenang-wenang
·
Prihatin
akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan sewenang-wenang
·
Kebijakan
manajemen lingkungan bagi semua mahluk
·
Alam harus
dilestarikan dan tidak dikuasai
·
Pentingnya
melindungi keanekaragaman hayati
·
Menghargai
dan memelihara tata alam
·
Mengutamakan
tujuan jangka panjang sesuai ekosistem
·
Mengkritik
sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif yaitu sistem
mengambil sambil memelihara.
Jenis-jenis
etika lingkungan dalam.
1) Etika Neo-Utilitarisme. Etika ini merupakan pengembangan etika utilitarisme
Jeremy Bentham yang dipelopori Pete Singer yang menekankan kebaikan untuk semua
sehingga kebaikan etika lingkungan ditujukan untuk seluruh mahluk.
2) Etika Zoosentrisme. Etika ini menekankan perjuangan hak-hak binatang (pembebasan binatang)
dengan tokoh Charles Brich. Menurut etika ini, binatang memiliki hak
menikmati kesenangan karena mereka dapat merasa senang dan harus dicegah dari
penderitaan dan menjadikan rasa senang/penderitaan binatang sebagai salah satu
standar moral.
3) Etika Biosentrisme. Etika ini menekankan kehidupan sebagai standar moral dengan salah
satu tokohnya adalah Kenneth Goodpaster. Hal yang dijadikan tujuan bukanlah
rasa senang atau menderita tetapi kemampuan atau kepentingan untuk hidup.
Dengan menjadikan kepentingan untuk hidup sebagai standar moral, maka yang
dihargai secara moral bukan hanya manusia dan hewan, melainkan seluruh makhluk
hidup yang ada.
4) Etika Ekosentrisme. Etika ekosentrisme menekankan keterkaitan seluruh organisme dan anorganisme
dalam ekosistem. Setiap individu mamiliki keterkaitan satu sama lain secara
mutual dan memandang bumi sebagai suatu pabrik terintegrasi berisi organsime
yang saling membutuhkan, saling menopang dan saling memerlukan. Kematian dan
kehidupan haruslah diterima secara seimbang. Hukum alam memungkinkan mahluk
saling memangsa diantara semua spesies. Ini menjadi alasan mengapa manusia
boleh memakan unsur-unsur yang ada di alam, seperti binatang maupun
tumbuhan. Menurut salah satu tokohnya, John B. Cobb, etika ekosentrisme
mengusahakan keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan
keseluruhan dalam ekosistem.
Beberapa prinsip yang dapat menjadi
pegangan dan tuntunan bagi perilaku manusia dalam berhadapan dengan alam.
1) Sikap Hormat terhadap Alam (Respect For Nature). Hormat terhadap alam merupakan prinsip dasar bagi
manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya. Setiap anggota komunitas
ekologis, termasuk manusia, berkewajiban menghargai dan menghormati setiap kehidupan
dan spesies serta menjaga keterkaitan dan kesatuan komunitas ekologis.
2) Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility For
Nature). Manusia mempunyai tanggung jawab
terhadap alam semesta (isi, kesatuan, keberadaan dan kelestariannya).
3) Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity). Prinsip solidaritas muncul dari kenyataan bahwa
manusia adalah bagian yang menyatu dari alam semesta dimana manusia sebagai
makhluk hidup memiliki perasaan sepenanggungan dengan alam dan dengan sesama
makhluk hidup lain.
4) Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian terhadap Alam
(Caring For Nature). Manusia
digugah untuk mencintai, menyayangi, dan melestarikan alam semesta dan seluruh
isinya, tanpa diskriminasi dan tanpa dominasi yang muncul dari kenyataan bahwa
sebagai sesama anggota komunitas ekologis, semua makhluk hidup mempunyai hak
untuk dilindungi, dipelihara, tidak disakiti, dan dirawat.
5) Prinsip tidak merugikan alam secara tidak perlu,
6) Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan
alam
7) Prinsip
keadilan
8) Prinsip
demokrasi
9) Prinsip integritas
moral
4.
PENERAPAN ETIKA LINGKUNGAN
Adapun penerapan
terhadap etika lingkungan dapat dilakukan melalui :
A. Membuat aturan etika
lingkungan dalam berbagai aktivitas lingkungan sekitar, seperti:
·
Konservasi dengan melakukan menjaga atau membatasi
Sumber Daya Alam
·
Meyakini bahwa manusia merupakan bagian dari alam,
dengan cara : tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, tidak
merusak alam sekitar, memperbaiki kerusakan sumber daya alam akibat eksploitasi
berlebihan dan menyadari bahwa eksploitasi mengakibatkan penurunan daya dukung
lingkungan
·
Mendukung dan menjamin bahwa lingkungan dapat
meneruskan fungsinya untuk kelangsungan hidup semua makhluk dengan menghormati
alam
·
Mengelola sistem lingkungan dengan menggunakan ilmu
dan teknologi yang ramah lingkungan
B. Peran dan fungsi
individu, pemerintah dan organisasi dalam menerapkan etika lingkungan
·
Peran dan fungsi pemerintah dapat kita lihat
sebagaimana yang tertuang dalam UU no 23 tahun 1997